21 Februari 2017

Tes Otak Pada Umur 3 Tahun Bisa Memprediksi Masa Depan mereka

Serangkaian tes otak dilakukan pada umur 3 tahun bisa memprediksi masa depan mereka, klaim sebuah penelitian. Studi ini berbasis di Selandia Baru oleh para peneliti dari berbagai universitas menunjukkan bahwa tes dapat menentukan apakah anak-anak akan memiliki masalah perilaku atau kesehatan di masa depan. Dalam studi tersebut, peneliti melakukan tes 45 menit pada lebih dari 1.000 anak-anak untuk mengukur kemampuan bahasa mereka dan keterampilan motorik. Tingkat toleransi, impulsif, dan kegelisahan juga dievaluasi selama tes ini.

Setelah lebih dari 35 tahun, para peneliti menindaklanjuti mereka yang sebelumnya mengambil tes. Mereka menemukan bahwa di antara mereka yang mendapat skor rendah, sebagian telah dihukum karena kejahatan atau diminta untuk mengambil obat resep saat mereka bertambah tua. Lainnya juga telah menjadi gemuk, rentan terhadap penyakit, atau melakukan kebiasaan merokok.

Menurut para peneliti, para peserta yang mengalami masalah di kemudian hari mungkin tidak menerima stimulasi mental yang cukup pada anak usia dini mereka. Kurangnya stimulasi mental selama tahap awal kehidupan dapat menyebabkan otak kurang berkembang, yang dapat menyebabkan masalah perilaku atau kesehatan yang buruk saat tumbuh menjadi orang tua.

Menurut para peneliti, hasil juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mencetak nilai rendah dalam ujian tidak menerima bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan ketika mereka masih muda. Sejalan dengan ini, tim percaya bahwa tes otak harus dilakukan pada semua anak sehingga mereka yang berada pada risiko yang lebih besar dapat diidentifikasi dan membantu sesegera mungkin. Para peneliti mengklaim bahwa intervensi pada usia dini dapat membantu menghindari konsekuensi negatif.

Artikel Terkait

Tes Otak Pada Umur 3 Tahun Bisa Memprediksi Masa Depan mereka
4/ 5
Oleh